Buku Individu Hasil Karya Kepala Madrasah

Karya perdana Kepala Madrasah yang merupakan hasil Pelatihan Menulis Buku yang diselenggarakan atas kerjasama Pusat Pengembangan Profesi Guru (P3G) Jawa Timur dan Penerbit Delta Pustaka.

Buku Kolaborasi Hasil Karya Kepala Madrasah

Karya Kepala MI Nurul Jannah NW Ampenan di Musim Pandemi Covid-19 kolaborasi dengan Kepala MIN 2 Kota Mataram.

14 Buku Kolaborasi Hasil Karya Kepala Madrasah

14 Buku ini merupakan Hasil Karya Kepala Madrasah yang melakukan Kolaborasi dengan bapak dan ibu Guru Se-Indonesia.

Kepala Madrasah Menjadi Pemateri dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI

Sosialisasi 4 Pilar MPR-RI yang dilaksanakan oleh komunitas belajar atas prakarsa Kepala SMPN 10 Mataram, Kepala Madrasah mendapat tugas untuk menjadi nara sumber salah satu empat pilar tersebut.

Pengolahan Bubur Kertas (MoU dengan POSYANTEK AMPENAN)

Dalam rangka memperluas jaringan dan membekali siswa-siswi dengan skill yang memadai terutama dalama menghadapi perkembangan zaman yang semakin rumit dan sulit, Kepala Madrasah membuat MoU dengan POSYANTEK Ampenan untuk melatih membuat aneka kerajinan dari bubur kertas.

Imtaq Bersama (Setiap Hari Selasa-Kamis)

Untuk mempersiapkan generasi yang kuat iman dan islamnya, maka Kepala Madrasah bersama bapak-ibu guru memprogramkan kegiatan imtaq bersama yang diawali dengan pembacaan shalawat Nahdlatain, asma'ul husna, juz 'amma, latihan pidato, tausiyah, doa, dan diakhiri dengan shalat duha berjamaah.

Latihan Manasik Haji (Program Tahunan)

Sebagai langkah awal untuk menyempurnakan rukun Islam yang kelima, Kepala Madrasah bersama bapak-ibu guru membuat program tahunan, yakni melakukan latihan manasik haji di kantor embarkasi Lombok dengan harapan mudah-mudahan memiliki ilmu yang mumpuni dan segera memiliki nasib ke baitullah al haram.

Upacara Hari Santri (Kegiatan Tahunan Siswa)

Sebagai warga negara yang nasionalis, Kepala Madrasah bersama warga madrasah melakukan upacara bendera setiap hari senin dan hari-hari besar nasional terutama hari santri yang merupakan hari kebanggaan bagi santri pondok pesantren seluruh Indonesia.

Upacara Hari Santri (Kegiatan Tahunan Guru)

Sebagai warga negara yang nasionalis, Kepala Madrasah bersama warga madrasah melakukan upacara bendera setiap hari senin dan hari-hari besar nasional terutama hari santri yang merupakan hari kebanggaan bagi santri pondok pesantren seluruh Indonesia.

Lomba Calistung MI Se-Kota Mataram

Untuk mengasah bakat, minat, dan ilmu pengetahuan yang diperoleh, siswa-siswi unjuk gigi dalam setip event lomba, baik yang diadakan oleh FKKMI, KKM, maupun lembaga/instansi lainnya.

Minggu, 26 Oktober 2025

Etika Menjaga Privasi dan Menutup Aib Orang Lain di Era Digital Menurut Islam

 

Etika Menjaga Privasi dan Menutup Aib Orang Lain di Era Digital Menurut Islam

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ السِّتْرَ خُلُقًا لِلصَّالِحِينَ، وَنَهَى عَنِ التَّجَسُّسِ وَتَتَبُّعِ أَخْبَارِ النَّاسِ سِّرًا وَعَلَانِيَةً بَيْنَ الْمُسْلِمِينَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الملك الحق المبين، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصادق الوعد الأمين. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِينَ وَمَنِ اتَّبَعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ، اَمَّا بَعْدُ. فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ. وَقَدْ قَالَ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Saat ini kita hidup di era digital. Melalui internet dan media sosial, semua orang dapat dengan mudah mengetahui berbagai informasi, kehidupan pribadi orang lain, bahkan sampai ke hal-hal yang seharusnya tidak perlu diketahui publik. Karena hal tersebut, tidak sedikit dari kita yang merasa senang ketika menemukan kesalahan atau aib orang lain, lalu dengan cepat menyebarkannya ke berbagai platform, sehingga membicarakannya di kehidupan nyata. Padahal, Islam dengan tegas melarang umatnya untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Setiap individu yang merasa dirinya muslim, wajib menjaga kehormatan orang lain dan tidak mencampuri urusan pribadi yang bukan tanggung jawabnya, apalagi sampai ke ranah privasi. Sebagaimana larangan ini ditegaskan oleh Allah swt dalam firman-Nya, surat al-Hujurat ayat 12:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”
            Syekh Wahbah Az-Zuhaili menjelaskan makna kata “Wa la tajassasu” yang berarti “Janganlah mencari kesalahan (menyingkap privasi orang lain)”, secara rinci dalam Tafsir Al-Munir jilid XXVI, halaman 255. Beliau menafsirkan bahwa larangan ini mencakup perilaku mencari-cari aib, menelusuri kekurangan, atau mengungkap hal-hal yang telah ditutupi oleh sesama Muslim.

وَلَا تَجَسَّسُوا، أَيْ لَا تَبْحَثُوا عَنْ عَوْرَاتِ الْمُسْلِمِينَ وَمَعَايِبِهِمْ، وَتَسْتَكْشِفُوا مَا سَتَرُوهُ، وَتَسْتَطْلِعُوا أَسْرَارَهُمْ، فَالتَّجَسُّسُ: الْبَحْثُ عَمَّا هُوَ مَكْتُومٌ عَنْكَ مِنْ عُيُوبِ الْمُسْلِمِينَ وَعَوْرَاتِهِمْ

“(Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain), yakni janganlah kalian menyelidiki aib dan kekurangan kaum Muslimin, menyingkap apa yang mereka tutupi, serta mencoba mengetahui rahasia-rahasia mereka. Adapun tajassus (memata-matai) ialah mencari sesuatu yang tersembunyi darimu berupa cela dan aib kaum Muslimin.”

Selain larangan tegas yang bersumber langsung dari Allah swt, larangan mencari-cari kesalahan dan menyingkap privasi ini juga datang dari Nabi Muhammad Saw. Dalam haditsnya, Rasulullah saw memberikan peringatan keras kepada kaum muslimin. Beliau melarang umat Islam untuk menggunjing dan mencari-cari aib saudaranya, sebab perbuatan itu dapat merusak hubungan sosial, keimanan, dan menimbulkan perpecahan. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bersumber dari Abu Barzah al-Azlami:

عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ‌يَا ‌مَعْشَرَ ‌مَنْ ‌آمَنَ ‌بِلِسَانِهِ وَلَمْ يَدْخُلِ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ، لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ، وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ يَتَّبِعْ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعِ اللّٰهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ يَتَّبِعِ اللّٰهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ

"Dari Abu Barzah al-Aslami ra., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda, “Wahai sekalian orang yang beriman hanya dengan lisannya, namun iman belum masuk ke dalam hatinya, Janganlah kalian menggunjing kaum Muslimin, dan jangan pula mencari-cari aib mereka. Sesungguhnya siapa yang mencari-cari aib saudaranya, maka Allah akan membuka aibnya. Dan siapa yang Allah buka aibnya, niscaya Allah akan mempermalukannya meskipun di dalam rumahnya sendiri.” (HR. Ahmad)

Mulai saat ini, kita harus belajar menjaga privasi dan menahan diri dari mencari aib orang lain. Karena tindakan tersebut merupakan standar etika kita sebagai umat Islam yang baik dan menghargai sesama manusia. Perlu diingat, bahwa Allah secara tegas melarang kita untuk mencari-cari kesalahan dan aib orang lain, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Hujurat ayat 12. Begitu pula Rasulullah saw memperingatkan agar umatnya tidak mengintai dan membuka aib sesama Muslim, karena siapa yang melakukan hal itu, Allah akan membuka aibnya bahkan di rumahnya sendiri.

Terakhir, sebagai penutup, di era digital yang serba terbuka ini, ujian menjaga lisan dan jari akan menjadi semakin berat. Oleh sebab itu, marilah kita berhati-hati dalam menggunakan internet, media sosial, tidak mudah menyebarkan keburukan, dan selalu menutup aib sesama sebagaimana kita ingin aib kita ditutup oleh Allah swt, baik di dunia, maupun akhirat.

 بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Minggu, 05 Oktober 2025

Cahaya Baru di MI Nurul Jannah NW Ampenan

 

Cahaya Baru di MI Nurul Jannah NW Ampenan

Hujan yang dahulu menjadi momok bagi warga madrasah, kini berubah menjadi berkah penuh syukur di MI Nurul Jannah NW Ampenan. Setelah sekian lama berjuang dengan kondisi atap yang bocor, kini madrasah tersebut tampil dengan wajah baru yang lebih kokoh, bersih, dan menenangkan.

Sebelumnya, setiap kali hujan turun, para guru dan siswa harus menyiapkan ember dan kain pel di berbagai sudut kelas. Air hujan yang menetes dari langit-langit sering membuat proses pembelajaran terganggu. Tidak jarang, kegiatan belajar harus dihentikan sementara untuk memindahkan barang-barang agar tidak terkena rembesan air.

Namun, titik balik itu datang ketika Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Republik Indonesia memberikan bantuan dana sebesar Rp25.000.000 untuk mendukung renovasi madrasah. Bantuan ini menjadi napas baru bagi MI Nurul Jannah NW Ampenan untuk memperbaiki sarana yang selama ini sangat membutuhkan perhatian.

Dengan penuh rasa syukur, pihak madrasah segera memanfaatkan dana tersebut untuk melakukan renovasi total pada bagian atap yang sebelumnya menggunakan genteng, kemudian diganti dengan spandek yang lebih kuat dan tahan bocor. Hasilnya, kini ruang-ruang belajar terasa lebih aman, nyaman, dan sejuk.

Selain itu, renovasi juga meliputi pengecatan dinding, jendela, dan pintu, sehingga tampilan madrasah kini jauh lebih cerah dan asri. Plafon teras pun ikut diganti, menambah kesan rapi dan menyambut bagi siapa saja yang datang berkunjung.

Tidak hanya berhenti pada bantuan dari BAZNAS, pihak yayasan dan komite madrasah juga turut berkontribusi secara nyata. Dengan semangat kebersamaan dan rasa tanggung jawab terhadap pendidikan, mereka ikut mengucurkan dana tambahan untuk menutupi kebutuhan renovasi yang belum terpenuhi dari dana awal. Dukungan dari dua pihak ini menjadi penopang penting yang memastikan proses renovasi berjalan lancar dan sesuai dengan harapan.

“Alhamdulillah, kami sangat bersyukur atas bantuan dan perhatian dari BAZNAS RI. Begitu pula kami menyampaikan terima kasih kepada pihak yayasan dan komite yang turut membantu secara moril maupun finansial. Tanpa kerja sama semua pihak, renovasi ini tentu tidak akan berjalan sebaik ini,” ungkap Kepala MI Nurul Jannah NW Ampenan, dengan mata berbinar penuh rasa syukur.

Kini, suasana belajar di madrasah terasa sangat berbeda. Anak-anak datang ke sekolah dengan semangat baru. Mereka bangga bisa belajar di ruang kelas yang bersih, indah, dan nyaman. Tak lagi ada kekhawatiran saat langit mendung — hanya ada keceriaan dan rasa syukur di setiap langkah.

Guru-guru pun turut merasakan manfaatnya. Proses belajar mengajar kini berlangsung lebih efektif tanpa gangguan kebocoran atau kegiatan darurat seperti memindahkan meja dan mengepel lantai. Semangat kerja para pendidik meningkat seiring dengan lingkungan belajar yang semakin layak dan kondusif.

Renovasi madrasah ini bukan sekadar perbaikan fisik. Ia menjadi simbol nyata sinergi antara lembaga zakat nasional, yayasan pendidikan, komite madrasah, dan masyarakat dalam mendukung dunia pendidikan Islam. Dari ruang yang dahulu penuh genangan air, kini lahir generasi yang belajar dalam lingkungan penuh cahaya dan harapan.

Dengan wajah baru yang bersih dan cerah, MI Nurul Jannah NW Ampenan kini berdiri tegak sebagai bukti bahwa kepedulian dan gotong royong masih menjadi kekuatan utama di tengah masyarakat.

“Berkat bantuan BAZNAS RI, serta dukungan yayasan dan komite, madrasah kami kini tak hanya lebih indah, tapi juga lebih bermakna. Semoga dari sini lahir generasi yang cerdas, berakhlak, dan berbakti bagi bangsa,” tutup kepala madrasah penuh haru.

 

Senin, 18 Agustus 2025

KIDUNG CINTA SANG SUFI: MENANGKAP MAKNA كهيعص DALAM DOA-DOA SANG MAULANASSYAIKH TGKH. MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID AL-MASYHUR

 KIDUNG CINTA SANG SUFI: MENANGKAP MAKNA كهيعص  DALAM DOA-DOA SANG MAULANASSYAIKH TGKH. MUHAMMAD ZAINUDDIN ABDUL MADJID AL-MASYHUR   


OLEH: 
H. FAHRURROZI DAHLAN. QH [ALUMNI MQDH NW PANCOR- ALUMNI 33 PEMUTUS UMBA'- DOSEN UIN MATARAM-DOSEN IAIH NW LOTIM]. 

Semenjak saya mengenal wirid-wirid yang diijazahkan oleh al-Maghfurlah Maulanassyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, ada kata rahasia yang selalu menjadi tanda tanya saya acap kali menerima ijazah wirid-wirid itu, kata yang selalu berulang-ulang ditulis, dimuat, dipajang, diijazahkan, kata itu adalah, كهيعص, timbul pertanyaan, begitu sangat rahasia huruf demi huruf yang ada dalam Qur'an awal surat Maryam itu?. 
Kenapa Maulanassyaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid selalu memasukkan kata atau lafaz itu di sebagian besar buku wirid-wirid karya beliau. 
Saya ambil contoh, 
Di Hizib Nahdlatul Wathan tertulis, 
ووقع القول عليهم بما ظلموا فهم لا ينطقون بكهيعص كفينا وبحمعسق حمينا [ص: ٧٢].
اختصار حزب نهضة الوطن :
Tertulis tiga kali. 
١]. لااله الا انت سبحانك انى كنت من الظالمين كهيعص كهيعص كهيعص انصرنا واياهم على من ظلمنا واهاننا بما نصرت به الرسل وحل بيننا وبين الشيطان ونزعه وبين من لا طاقة لنا من خلقك اجمعين [ص:٩٩].
٢]. كون كهيعص حمعسق بسر لا اله الا الله [ثلاثا]. 
٣]. كهيعص طس ق ا ل ر  ح م ن [١٠٩].
Di Hizib Nahdlatul Banat juga tertulis sebagai untaian doa, 
بسم الله بابنا تبارك حيطاننا يس سقفنا كهيعص كفايتنا حمعسق حمايتنا يامن امره فى قول كن - كون كهيعص حمعسق بسر لا اله الا الله [ص: ١١٠]
Terdapat juga di shalawat Rahmatan lil Alamiin, 

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد المبعوث رحمة للعالمين وعلى آله الطيبين والطاهرين صلاة اهل السموات والارضين فى كل لمحة ونفس بدوام ملك الله رب العالمين وأجر يا مولانا خفي لطفك الخفي الخفي الخفي الخفي الخفي الخفي الخفي فى امرى وامر النهضيين والمسلمين واجمع بينى وبين حبيبك المصطفى كما جمعت بين الروح والنفس ظاهرا وباطنا يقظة ومناما يارب العالمين. كهيعص حمعسق بديع السموات والارض واذا قضى امرا فانما يقول له كن فيكون انشر واحفظ وايد نهضة الوطن فى العالمين آمين آمين آمين بالمبعوث رحمة للعالمين والحمد لله رب العالمين. 
Masih banyak lagi lafaz كهيعص itu tertulis dalam karya-karya wirid Maulanassyaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid. 
Saya sudah membaca di karya-karya yang lain,: 
١]. حزب الحصن المنيع
Diijazahkan di Medan Hultah NWDI ke-50 [21 Syawal 1406 H/29 Juni 1986 M di Pancor]. 
٢]. حزب البرمي
Diijazahkan di medan HULTAH NWDI ke-55 [24 Zulhijjah 1411 H/7 Juni 1991 di Pancor]
 ٣]. الورد الاسنى باسماء الله الحسنى 
Diijazahkan di medan HULTAH NWDI ke-56 tanggal 18 Rabiul Awwal 1413 H/14 September 1992 M.  di Praya Lombok Tengah.
٤]. ورد الصلوات النهضية 
Diijazahkan di Medan HULTAH NWDI ke-58, 18 Rabiul Awwal 1415 H/ 18 September 1994 M di Pancor. 

٥]. السر الربانى برنجانى الانفنانى 
Diijazahkan di Medan Hultah NWDI ke-59. 

٦]. مفتاح الاسرار لفتح حزائن الاسرار 
Diijazahkan di arena HULTAH NWDI ke-60 pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1417 H/ 15 September 1996 di Pancor. 
٧]. الفتح الرباني برنجانى الانفنانى 
Diijazahkan di medan Hultah NWDI ke-61 September 1997, HULTAH WADA' [perpisahan], sebulan sebelum wafatnya al-maghfurlahu Maulanannasyaikh TGKH. M. Zainuddin Abd. Majid tepatnya tanggal 21 Oktober 1997. M. 

Semua wirid-wirid tersebut di atas, selalu ada lafaz كهيعص dalam setiap lantunan doa yang termaktub. 
Lantas kenapa begitu berkhasiatnya lafaz itu sehingga para sufi menggunakannya sebagai wirid kesehariannya, ada apa? 

Mari kita coba telaah makna sufistik dari lafazh: كهيعص sehingga kita benar-benar yakin haqqul yakin bahwa lafazh كهيعص adalah lafaz yang memiliki rahasia ilahi yang tinggi sehingga Maulanassyaikh menjadikannya menjadi wirid zikir dalam doa dan munajatnya. 

Pertama: Sesungguhnya lafazh كهيعص ini adalah ayat mutasyabihat, ayat yang tak mengandung hukum syariat, ayat yang sangat rahasia yang tak tahu hakikat makna selain Allah swt. Namun Allah swt juga memberikan ilmu ta'wil bagi orang yang memiliki derajat, maqom yang Arrásikhun fil ilmi yang dapat menyingkap makna ayat-ayat mutasyábihat itu. 
Kedua: كهيعص
Adalah pembuka ayat pada surah Maryam yang menyebutkan akan arti penting Maryam dalam pandangan Islam. Satu-satunya perempuan yang disebutkan langsung namanya oleh Allah dalam al-Quran adalah Maryam. Kenapa disebut namanya langsung, tidak seperti istri-istri Nabi Muhammad, tak satupun disebut namanya, Istri Fir'aun juga tak disebut namanya dalam al-Quran,istri nabi Soleh. Ternyata rahasianya adalah untuk menjelaskan posisi NABI ISA yang memiliki ibu bernama Maryam, sehingga jelaslah Isa bin Maryam, Isa adalah Putranya Maryam, bukan Anak Tuhan. Inilah rahasia penyebutan Nama Maryam secara langsung agar memberikan penjelasan tentang hakikat asal muasal manusia, yang kemudian surat Maryam ini diawali dengan كهيعص.

Mari kita coba telaah pemaknaan كهيعص ini dalam kaca mata Syaikh Malik bin Dinar Rahimahullahu taala, sang sufi, sang zuhud sang faqih, sang alim allámah. 
Diceritakan bahwa Syaikh Malik Bin Dinar berdialog dengan seseorang yang musafir ke Makkah tanpa membawa bekal, modal dan perbendaharaan, maka terjadilah dialaog itu, sebagai berikut: 

"معنى (كهيعص)  فى سورة مريم "
ﻋﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ ﺩﻳﻨﺎﺭ ﺭﺿﻲ ﺍلله ﻋﻨﻪ أﻧﻪ ﻗﺎﻝ: 
خرﺟﺖ حاجاً ﺍﻟﻰ ﺑﻴﺖ ﺍلله ﺍﻟﺤﺮﺍﻡ فى ﻋﺎﻡ ﻣﻦ ﺍلأ‌ﻋﻮﺍﻡ" 
فبينما أﻧﺎ فى ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﻭإﺫﺍ برجل ﻳﻤﺸﻲ ﺑﻼ‌ ﺯﺍﺩ ﻭﻻ‌ ﺭﺍﺣﻠﺔ ﻓﺴﻠﻤﺖ ﻋﻠﻴﻪ" ﻓﺮﺩ ﻋﻠﻲ ﺍﻟﺴﻼ‌ﻡ ﻓﻘﻠﺖ له:
Dari Malik bin Dinar bahwa beliau bercerita,  saya keluar musafir untuk berhaji ke baitullah pada suatu musim dari beberapa musim haji yang telah lalu. Suatu saat saya di perjalanan ada seorang yang berjalan tanpa bawa bekal dan tak gunakan kendaraan, maka saya ucapkan salam kepadanya dan dia menjawab salam saya. 
Kemudian saya bertanya. 

من أﻳﻦ أﻧﺖ ؟ ﻗﺎﻝ: ﻣﻦ ﻋﻨﺪﻩ" . ﻓﻘﻠﺖ ﻟﻪ : 
ﻭﺍﻟﻰ أﻳﻦ ﺗﺮﻳﺪ ؟ ﻗﺎﻝ: إﻟﻰ ﺑﻴﺘﻪ" 
ﻗﻠﺖ ﻟﻪ : ﻭأﻳﻦ ﺍﻟﺰﺍﺩ؟ ﻗﺎﻝ : ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻘﻠﺖ ﻟﻪ : إﻥ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ ﻻ‌ ﺗﻨﻘﻄﻊ إﻻ‌ ﺑﺎلمأﻛﻞ ﻭﺍﻟﻤﺸﺮﺏ"
Malik bin Dinar: Dari mana gerangannya anda?. 
Si Musafir: Berasal dari  Allah Swt. 
Malik Bin Dinar: Anda mau kemana?
Si Musafir: Saya menuju rumah Allah.
Malik bin Dinar: Mana Bekalmu, Perbekalanmu?
Malik bin Dinar menpersoalkan lagi: Sesungguhnya jalan dan perjalanan itu tak akan terputus kecuali  karena ada dan tidak adanya yang dimakan dan yang diminum. 
 ﻓﻬﻞ ﻣﻌﻚ ﺷﻲﺀ ؟

Apakah ada memiliki sesuatu yang membersamaimu?. 

ﻗﺎﻝ : ﻧﻌﻢ ﺗﺰﻭﺩﺕ ﻋﻨﺪ ﺧﺮﻭﺟﻲ ﻣﻦ ﺑﻠﺪﻱ ﺑﺨﻤﺴﺔ أﺣﺮﻑ ﻓﻘﻠﺖ : 
ﻭﻣﺎ ﻫﻲ ﻗﺎﻝ ﻗﻮﻟﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ : ((ﻛﻬﻴﻌﺺ)) ﻗﻠﺖ : ﻭﻣﺎ ﻣﻌﻨﻰ "ﻛﻬﻴﻌﺺ" ﻗﺎﻝ : أﻣﺎ ﻗﻮﻟﻪ( ﻛﺎﻑ ) ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻜﺎﻓﻲ" ﻭأﻣﺎ (ﺍﻟﻬﺎﺀ )ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻬﺎﺩﻱ" ﻭأﻣﺎ (ﺍﻟﻴﺎﺀ )ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻤﺆﻭﻱ" ﻭأﻣﺎ (ﺍﻟﻌﻴﻦ) ﻓﻬﻮ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ" ﻭأﻣﺎ (ﺍﻟﺼﺎﺩ) ﻓﻬﻮ ﺍﻟﺼﺎﺩﻕ" ومن ﺻﺤﺐ :كافياً ﻭﻫﺎﺩياً ﻭمؤﻭياً ﻭﻋﺎلماً ﻭﺻﺎﺩقاً ﻓﻼ‌ ﻳﻀﻴﻊ ﻭﻻ‌ ﻳﺨﺸﻰ ﻭﻻ‌ ﻳﺤﺘﺎﺝ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﺰﺍﺩ ﻭﺍﻟﺮﺍﺣﻠﺔ" 
Si Musafir menjawab: Iya benar saya berbekal semenjak saya keluar dari negeriku dengan bekal LIMA HURUF saja. 
Malik Bin Dinar bertanya?  Mana yang lima huruf itu?. 
Si Musafir menjawab: 
قال قوله تعالى كهيعص.
Malik bin Dinar : Apa makna huruf itu?.
Si Musafir Menjawab: 
قوله تعالى كاف فهو الكافى.
Kaf: Al-Káfi, Allah zat yang memberi kecukupan, yang menjamin kecukupan rizki sehingga tak akan kelaparan dan kekurangan rizki. 
Al-Ha': Al-Hádi, Dialah Allah yang memberikan bimbingan, petunjuk jalan sehingga tak akan pernah tersesat. 
Al-ya': Al-Mu'wy. Dialah Pelindung, Penjaga, Pemelihara, Dialah tempat kembali,  tempat mengadu segala kesusahan dan kesulitan, Dialah yang menampung semua kesusahan hamba-Nya. 
Al-Ain: Al-Alim, Dialah Allah zat yang maha mengetahui segala kehidupan hambaNya. 
Sedangkan Asshád: Asshoʻdiq, Dialah zat yang maha jujur dan maha benar, yang tak akan pernah mengkhianati hambaNya. 
Maka, 
من صحب كافيا وهاديا ومؤويا وعالما وصادقا فلا يضيع ولا يخشى ولا يحتاج الى الزاد والراحة. 
Siapa saja yang selalu membersamai Zat yang maha cukup, zat yang memberi petunjuk, zat yang tempat kembali, zat pelindung, zat yang maha tahu, zat yang maha benar, maka Dia tak akan pernah menyia-nyiakan hambaNya dan tentu tak pernah khawatir dan tak khawatir jika tak ada perbekalan dalam perjalanannya. 

Lebih lanjut dialognya setelah mendengarkan jawaban itu: 

ﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ :ﻟﻤﺎ ﺳﻤﻌﺖ ﻣﻨﻪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻜﻼ‌ﻡ ﻧﺰﻋﺖ ﻗﻤﻴﺼﻲ لأ‌ﻟﺒﺴﻪ ﻟﻪ فأﺑﻰ أﻥ يلبسه ﻭﻗﺎﻝ : ﻳﺎ ﺷﻴﺦ ﺍﻟﻌﺮي ﺧﻴﺮ ﻣﻦ قميصك. فاﻟﺪﻧﻴﺎ ﺣﻼ‌ﻟﻬﺎ ﺣﺴﺎﺏ ﻭﺣﺮﺍﻣﻬﺎ ﻋﻘﺎﺏ" ﻭﻛﺎﻥ إﺫﺍ ﺟﻦ ﺍﻟﻠﻴﻞ ﻳﺮﻓﻊ ﺭأﺳﻪ ﻧﺤﻮ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ: وﻳﻘﻮﻝ :
ﻳﺎ ﻣﻦ ﻻ‌ ﺗﻨﻔﻌﻪ ﺍﻟﻄﺎﻋﺎﺕ ﻭﻻ‌ ﺗﻀﺮﻩ ﺍﻟﻤﻌﺎﺻﻲ ﻫﺐ ﻟﻲ ﻣﺎ ﻻ‌ ﻳﻨﻔﻌﻚ ﻭﺍﻏﻔﺮ ﻟﻲ ﻣﺎ ﻻ‌ ﻳﻀﺮﻙ"
ﻓﻠﻤﺎ ﺃﺣﺮﻡ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﻟﺒﻮﺍ ﻗﻠﺖ ﻟﻪ : ﻟﻢ ﻻ‌ ﺗﻠﺒﻲ؟ ﻗﺎﻝ: 
ﻳﺎ ﺷﻴﺦ أﺧﺎﻑ أﻥ أﻗﻮﻝ ﻟﺒﻴﻚ ﻓﻴﻘﻮﻝ لي (ﻻ‌ ﻟﺒﻴﻚ ﻭﻻ‌ ﺳﻌﺪﻳﻚ لن‌ أﺳﻤﻊ ﻛﻼ‌ﻣﻚ ﻭﻻ‌ أﻧﻈﺮ إﻟﻴﻚ") 

Malik bin Dinar berucap: Semenjak saya mendengarkan kalimat itu dari orang tersebut, saya copot baju saya saya tak mau pakai lagi, 
Si Musafir itu berkata lagi, Duhai Tuan Syaikh  yang telanjang tak berpakaian.
Tak berbaju lebih baik dari bajumu itu, sebab dunia saja dengan barang yang halal ada hisabnya, dan dunia dengan barang haramnya siksaan. 

Sembari begitu malam tiba, orang ini mengangkat tangannya menghadap ke langit, 
Duhai Zat yang tak ada manfaat ketaatan juga tak memudharatkan kemaksiaatan bagi MU, Berikan kami pengampunan, apa yang tak memudharatkanMU, 
Saat orang pakai pakaian ihram dan mereka bertalbiah,  saya lihat orang ini tak bertalbiah,
Malik bin Dinar bertanya: Kenapa Anda tak bertalbiah?. 
Si Musafir menjawab: Duhai Syaikh, saya takut untuk mengatakan, لبيك dia hanya berkata kepadaku, 
لا لبيك لا سعديك لن اسمع كلامك ولا انظر اليك.
Kemudian berlalu orang tersebut, sampai saya jumpai dia di Mina sambil berdendang syair sembari menangis: 
ﺛﻢ ﻣﻀﻰ ﻋﻨﻲ ﻭﻏﺎﺏ ﻋﻦ ﺑﺼﺮﻱ ﻓﻤﺎ ﺭﺃﻳﺘﻪ إﻻ‌ ﺑﻤﻨﻰ ﻭﻫﻮ ﻳﺒﻜﻲ ﻭﻳﻘﻮﻝ ﺷﻌﺮاً: 

إﻥ ﺍﻟﺤﺒﻴﺐ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺮﺿﻴﻪ ﺳﻔﻚ ﺩﻣﻲ - ﺩﻣﻲ ﺣﻼ‌ﻝ ﻟﻪ فى ﺍﻟﺤﻞ ﻭﺍﻟﺤﺮﻡ"
Sesungguhnya Allah lah yang meredhai aliran darahku- Darahku halal baginya baik aku di tanah halal maupun tanah haram. 
ﻭﺍلله ﻟﻮ ﻋﻠﻤﺖ ﺭﻭﺣﻲ ﺑﻤﻦ ﻋﺸﻘﺖ - ﻗﺎﻣﺖ ﻋﻠﻰ ﺭأﺳﻬﺎ ﻓﻀﻼ‌ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻘﺪﻡ"
Demi Allah, jika aku tahu ruhku hanya untuk yang kucintai- niscaya berbaliklah kepalaku menjadi kaki karena hinaku. 
ﻳﺎ ﻻ‌ﺋﻤﻲ ﻻ‌ ﺗﻠﻤﻨﻲ فى ﻫﻮﺍﻩ ﻓﻠﻮ - ﻋﺎﻳﻨﺖ ﻣﻨﻪ ﺍﻟﺬﻱ ﻋﺎﻳﻨﺖ ﻟﻢ ﺗﻠﻢ"
Duhai orang yang mencelaku jangan engkau cela aku dalam hawa nafsuku- aku letih lelah pun engkau tak akan terhina. 

ﻳﻄﻮﻑ باﻟﺒﻴﺖ ﻗﻮﻡ ﺑﺠﺎﺭﺣﺔ -ولو بالله ﻃﺎﻓﻮﺍ ﻷ‌ﻏﻨﺎﻫﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺮﻡ"
ﻟﻠﻨﺎﺱ ﺣﺞ ﻭ لى ﺣﺞ ﺇﻟﻰ ﺳﻜﻨﻲ - ﺗﻬﺪى الأ‌ﺿﺎﺣﻲ ﻭأﻫﺪﻱ ﻣﻬﺠﺘﻲ ﻭﺩﻣﻲ"

Tawaf di ka'bah suatu kaum dengan susah payah- andaipun mereka tawaf pasti mereka merasakan cukup di Pelataran Haram. 
Orangpun berhaji akupun berhaji semua sampai ke tempat masing-masing. 
Mereka berkurban menyembelih hewan kurbannya. 
ﺛﻢ ﻗﺎﻝ: ﺍﻟﻠﻬﻢ إﻥ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﺫﺑﺤﻮﺍ ﻭﺗﻘﺮﺑﻮﺍ إﻟﻴﻚ ﺑﻀﺤﺎﻳﺎﻫﻢ ﻭﻫﺪﺍﻳﺎﻫﻢ ﻭأﻧﺎ ﻟﻴﺲ لى سوى نفسي أﺗﻘﺮﺏ بها إﻟﻴﻚ ﻓﺘﻘﺒﻠﻬﺎ منى - ﺛﻢ رفع بصره إلى السماء وهو يبكي ثم ﺷﻬﻖ ﺷﻬﻘﺔ وخر ميتاً ﺭﺣﻤﻪ ﺍلله ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻓﺠﻬﺰﺗﻪ ﻭﻭاﺭﻳﺘﻪ التراب ؟ 

وﺑﺖ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﻠﻴﻠﺔ ﻣﺘﻔﻜﺮﺍً ﻓﻲ ﺃﻣﺮﻩ ﻓﺮﺃﻳﺘﻪ ﻓﻲ المنام ﻓﻘﻠﺖ ﻟﻪ : ﻣﺎ ﻓﻌﻞ الله ﺑﻚ ؟! ﻗﺎﻝ : ﻓﻌﻞ ﺑﻲ ﻛﻤﺎ ﻓﻌﻞ ﺑﺸﻬﺪﺍﺀ ﺑﺪﺭ ﻭﺯﺍﺩﻧﻲ" ﻗﻠﺖ : ﻟﻢ ﺯﺍﺩﻙ ؟! ﻗﺎﻝ : ﻷ‌ﻧﻬﻢ ﻗﺘﻠﻮﺍ ﺑﺴﻴﻮﻑ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭ ﻭﺃﻧﺎ ﻗﺘﻠﺖ ﺑﻤﺤﺒﺔ ﺍﻟﺠﺒﺎﺭ 
(كتاب ﺭﻭﺽ ﺍﻟﺮﻳﺎﺣﻴﻦ) "ﻟﻺ‌ﻣﺎﻡ ﺍالشافعي

Al-Istifàdah:
Rahasia utama dari lafazh: كهيعص 
Adalah sebagai berikut:
Pertama: Siapa saja yang mengamalkan/mewiridkan akan mendapatkan LIMA HAL UTAMA:
Pertama: 
الكفاية [الكافى]
Kecukupan rizki dan keterpeliharaan dari segala yang tidak menyenangkan.
Kedua: الهداية [الهادى]
Selalu dalam bimbingan Allah swt. 
Ketiga: [الايواء [المؤوى
Penjagaan dan pemeliharaan dari mara bahaya dan malapetaka. 
Keempat: 
العلم [العالم]
Akan diberikan ilmu pengetahuan dan pemahaman ilmu oleh Allah swt. 
Kelima: الصدق-الصادق
Allah akan membimbing menjadi orang yang selalu jujur, berkata benar, berintegritas dan amanah. 

Itulah rahasia utama di balik lafazh كهيعص yang kemudian dijadikan kidung wirid doa oleh para sufi yang dekat kepada Allah swt. 
MAULANASSYAIKH SANG SUFI YANG ARIF BILLAH YANG DEKAT DENGAN ALLAH. 
MAKA BELIAU FAHAM AKAN HAKIKAT كهيعص MAKA DIJADIKANLAH MENJADI KUNCI WIRID-WIRID RAHASIA BELIAU. 


SEMOGA BERKAH UNTUK KITA SEMUA. 

 JEMPONG BARU, 21 SHAFAR 1447 H/18 Agustus 2025.

Rabu, 30 Juli 2025

4 Kaidah Fiqih Yang Merangkum Seluruh Madzhab Syafi'i

 4 Kaidah Fiqih Yang Merangkum Seluruh Madzhab Syafi'i Oleh Qodhi Husain

قال القاضي أبو سعيد: فلما بلغ القاضي حسينا ذلك رد جميع مذهب الشافعي إلى أربع قواعد:
الأولى : اليقين لا يزول بالشك.
الثانية : المشقة تجلب التيسير .
الثالثة : الضرر يزال .
الرابعة: العادة محكمة .
قال بعض المتأخرين في كون هذه الأربع دعائم الفقه كله، نظر ، فإن غالبه لا يرجع إليها إلا بواسطة تكلف.
[ايضاح القواعد الفقهية ص/١٠]

Qadhi Abu Sa‘id berkata: Ketika Qadhi Husain mendengar hal itu, (yakni bahwa mazhab Abu Hanifah diringkas dalam 17 kaidah), ia pun merangkum seluruh mazhab Imam Syafi‘i ke dalam empat kaidah berikut:

1. Keyakinan tidak hilang karena keraguan.
2. Kesulitan mendatangkan kemudahan.
3. Bahaya harus dihilangkan.
4. Kebiasaan dapat dijadikan hukum.

Sebagian ulama belakangan berkomentar bahwa menjadikan keempat kaidah ini sebagai pilar seluruh fikih perlu dikaji lebih lanjut, karena sebagian besar masalah fikih tidak bisa dikembalikan kepadanya kecuali dengan cara yang dipaksakan.

Perbedaan Metode Ushul Fiqih Dan Kaidah Fiqih (1)

 

 Perbedaan Metode Ushul Fiqih Dan Kaidah Fiqih (1)

مسألة : قال بعض المتأخرين: اعلم أن لهم في وضع القواعد طريقين: الأولى: أن يضع القواعد التي تُعين المجتهد على استنباط الأحكام من مصادرها، وهي الكتاب والسنة والإجماع والقياس، وهذا هو المسمى بأصول الفقه .
وكان أول من وضع خطة البحث فيه إمامنا الشافعي (1) رحمة الله تعالى عليه ورضوانه، فصنف كتابه «الرسالة» وتبعه كل من جاء بعده من علماء المذاهب الأخرى ، ولا يمتري في ذلك إلا مكابر معاند.
[ايضاح القواعد الفقهية ص/١٢]

Masalah: Sebagian ulama belakangan berkata: "Ketahuilah bahwa para ulama memiliki dua metode dalam meletakkan kaidah-kaidah: Pertama: Meletakkan kaidah-kaidah yang membantu mujtahid dalam menggali hukum-hukum dari sumber-sumbernya, yaitu: Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, dan Qiyas. Inilah yang disebut dengan Ushul Fiqih. Orang yang pertama kali meletakkan kerangka pembahasan dalam ilmu ini adalah Imam kita, Asy-Syafi‘i – semoga Allah merahmati dan meridhainya. Beliau menulis kitabnya Ar-Risalah, dan semua ulama mazhab setelahnya mengikuti jejak beliau. Tidak ada yang meragukan hal ini kecuali orang yang membangkang dan keras kepala.

Kamis, 24 Juli 2025

Menyia-nyiakan Waktu Lebih Berbahaya dari Kematian

 

Menyia-nyiakan Waktu Lebih Berbahaya dari Kematian

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ فِي العُمْرِ فُسْحَةٍ، وَفِي الْحَيَاةِ مُهْلَةٍ، أَحْمَدُهُ – سُبْحَانَهُ – وَأَشْكُرُهُ عَلَى كُلِّ نِعْمَةٍ وَقُرْبَةٍ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ جَمَعَ قُلُوْبَ المُؤْمِنِيْنَ عَلَى الْمَحَبَّةِ وَالأُلْفَةِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَيْرُ قُدْوَةٍ وَأُسْوَةٍ، اَللّهُمَّ صَلِّ وسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ .أَمَّا بَعْدُ :فَأُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهَ.

Setiap Muslim pasti menginginkan untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan di dunia maupun akhirat. Karena itu, salah satu caranya adalah memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Setiap muslim harus benar-benar memanfaatkan waktu yang diberikan Allah untuk berbuat kebaikan. Sebab, waktu tidak akan bisa terulang kembali walau sesaatpun. Mereka yang lalai dalam hidupnya pasti akan mengalami kerugian yang diliputi penyesalan besar terutama kelak di yaumil kiamah. Sebagaimana Allah SWT telah mengingatkan kita dalam QS. Al Ashr:

  وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al Ashr:1-3)

Waktu sangatlah berharga. Begitu berharganya waktu, menyia-nyiakannya adalah bentuk puncak kerugian, bahkan lebih berbahaya dari kematian. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata:

إضاعةُ الوقت أشدُّ من الموت ؛ لأنَّ إضاعة الوقت تقطعك عن الله والدار الآخرة، والموتُ يقطعك عن الدنيا وأهلها

“Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya”. [Al-Fawaid hal 44]

Ketika Allah bersumpah dengan salah satu makhluk-Nya dalam Al-Quran, hal ini menunjukkan bahwa makhluk tersebut memiliki keistimewaan. Allah bersumpah dengan waktu dalam Al-Quran dalam beberapa ayat. Misalnya “wal-ashri” (demi masa), “wad-dhuha” (demi waktu dhuha), “wal-lail” (demi waktu malam) dan lain-lainnya. Waktu memang sangat berharga dan harus dipergunakan dengan sebaik mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat. Manusia pun sepakat bahwa waktu itu berharga. Pepatah Arab menyebutkan waku itu penting:

اَلْوَقْتُ أَنْفَاسٌ لَا تَعُوْدُ

“Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”

Orang sukses dunia-akhirat akan sangat menyesal jika waktunya terbuang percuma tanpa manfaat dan faidah. Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,

ﻣَﺎ ﻧَﺪِﻣْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺷَﻲْﺀٍ ﻧَﺪَﻣِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﻳَﻮْﻡٍ ﻏَﺮَﺑَﺖْ ﴰَﺴْﻪُ ﻧَﻘَﺺَ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺟَﻠِﻲ ﻭَﱂَ ْﻳَﺰِﺩْ ﻓِﻴْﻪِ ﻋَﻤَﻠِﻲ

“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.” (Lihat Miftahul Afkar)

Mereka juga pelit dengan waktu mereka, Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,

أَدْرَكْتُ أَقْوَامًا كَانَ أَحَدُهُمْ أَشَحَّ عَلَى عُمْرِهِ مِنْهُ عَلَى دِرْهَمِهِ

“Aku menjumpai beberapa kaum, salah satu dari mereka lebih pelit terhadap umurnya (waktunya) dari pada dirham (harta) mereka” (Al-‘Umru was Syaib no. 85)

Perhatikan perkataan emas yang dinukil oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah:

وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ

“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, PASTI akan disibukkan dengan hal-hal yang batil” (Al Jawabul Kaafi hal 156)

Ini adalah kaidah dalam kehidupan. Apabila waktu kita tidak diisi dengan kegiatan positif, pasti diisi oleh kegiatan negatif. Paling minimal diisi dengan hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Oleh karena itu, hendaklah membuat program, rencana serta target hidup ke depan agar hari-hari kita selalu terisi oleh hal-hal dan kegiatan yang positif dan bermanfaat. Hendaknya kita perhatikan dan kita atur dengan baik, waktu dan umur yang telah Allah berikan kepada kita. Mayoritas manusia banyak lalai dan menyia-nyiakan waktu.

Dunia adalah sawah ladang akhirat. Jika engkau menanam kebaikan di dunia ini, maka engkau akan memetik kenikmatan abadi di akhirat nanti. Jika engkau menanam keburukan di dunia ini, maka engkau akan memetik siksaan pedih di akhirat nanti.

Namun demikian, ini bukan berarti manusia tidak boleh bersenang-senang dengan perkara yang Allâh ijinkan di dunia ini, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

وَاللَّهِ إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي فَلَيْسَ مِنِّي

Demi Allâh, sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut dan paling takwa di antara kamu kepada Allâh, tetapi aku berpuasa dan berbuka, shalat (malam) dan tidur, dan aku menikahi wanita-wanita. Barangsiapa membenci sunnahku, maka ia bukan dariku. [HR al-Bukhari, no. 4776; Muslim, no. 1401]

Banyak orang mengetahui nilai dan urgensi waktu, dan mengetahui perkara-perkara bermanfaat yang seharusnya dilakukan untuk mengisi waktu, tetapi karena lemahnya kehendak dan tekad, mereka tidak melakukannya. Maka seorang muslim wajib mengobati perkara ini dan bersegera serta berlomba melaksanakan amalan-amalan shalih, serta memohon pertolongan kepada Allâh Ta’ala, kemudian bergabung dengan kawan-kawan yang shalih.

Jika kita benar-benar mengerti tujuan hidup, dan kita benar-benar memahami nilai waktu, maka seharusnya kita isi waktu kita dengan perkara yang akan menjadikan ridha Penguasa kita, Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Semoga Allâh selalu membimbing kita di atas jalan yang lurus dan jalan yang di ridhai-Nya.

أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

Etika Menjaga Privasi dan Menutup Aib Orang Lain di Era Digital Menurut Islam

  Etika Menjaga Privasi dan Menutup Aib Orang Lain di Era Digital Menurut Islam اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ السِّتْرَ خُلُقًا لِل...