Alhamdulillah....
Puasa bulan Ramadhan 1441 H/2020 M resmi berakhir dengan ditandainya
pelaksanaan 'Id Fitri pada hari Ahad, 1 Syawal 1441 H/24 Mei 2002 M.
Setelah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh, umat Islam
disunnahkan mengikutinya dengan puasa 6 hari bulan Syawal. Mudah-mudahan
kita mampu melaksanakannya.
Puasa Syawal ini merupakan puasa sunah enam hari yang
dikerjakan pada bulan Syawal. Salah satu keutamaan bagi umat yang mengerjakan
puasa di bulan Syawal ini adalah akan mendapat pahala seperti berpuasa selama
setahun penuh.
Setelah
usai menjalankan ibadah puasa Ramadan, umat Muslim dianjurkan oleh Rasulullah
SAW untuk melaksanakan puasa enam hari pada bulan Syawal. Hal ini sebagaimana
telah diceritakan oleh sahabat Abu Ayyub al-Anshari:
عنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: “مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ
كَصِيَامِ الدَّهْرِ”
Artinya:
Abu
Ayyub al-Anshari bercerita bahwa Rasulullah saw bersabda, “siapa saja yang
puasa Ramadhan, kemudian dia melanjutkan dengan enam hari pada bulan Syawwal
maka jadilah puasanya seperi satu tahun”
Hadits
ini diriwayatkan oleh banyak ulama hadits, diantaranya adalah imam Ahmad,
Muslim, Abu Daud, al-Tirmizi, al_nasai, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban. Kualitas
dari hadits ini adalah shahih, dari segi ilmu hadits maupun dalam pandangan
ulama fikih sepakat mengatakan bahwa hadits ini bisa diamalkan.
Waktu
Menjalankan Puasa Syawal
Untuk
mengerjakan puasa Syawal ini dilakukan setelah hari raya Idul Fitri dan tidak
boleh dilakukan pada hari raya Idul Fitri. Hal ini berdasarkan larangan
Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Umar bin Khattab, beliau berkata: “Ini
adalah dua hari raya yang Rasulullah melarang berpuasa di hari tersebut: Hari
raya Idul Fitri setelah kalian berpuasa dan hari lainnya tatkala kalian makan
daging korban kalian (Idul Adha).”
Puasa
Syawal ini dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal, mulai tanggal dua
Syawal yakni sehari setelah Idul Fitri. Namun,
Rasullulah SAW tidak mengikat waktu pelaksanaan puasa Syawal harus dimulai di
tanggal dua Syawal. Beliau hanya menegaskan, bahwa jumlah bilangan harinya
saja, yaitu sebanyak enam hari di bulan Syawal.
Hal
yang terpenting dari puasa Syawal ini adalah dilaksanakan sebanyak enam hari di
bulan Syawal. Hanya saja, bagi kamu yang melaksanakannya secara berturut-turut
memiliki keutamaan tersendiri karena mengikuti cara RAsulullah SAW dalam
melaksanakan puasa sunah Syawal.
Namun,
hendaknya untuk tidak berpuasa khusus di hari Jum’at tanpa mengiringinya dengan
puasa di hari Kamis atau Sabtu. Karena hal ini merupakan salah satu larangan
dari Rasulullah, yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Dimana yang dijelaskan oleh
para ulama, bahwa larangan itu menegaskan makruhnya puasa di hari Jum’at tanpa
mengiringinya dengan puasa di hari Kamis atau Sabtu.
Niat Puasa Syawal
Setelah
memahami tentang hadits puasa Syawal dan waktu untuk melaksanakannya, perlu
juga diketahui tentang bacaan niat untuk puasa Syawal ini. Memang, puasa ini
mirip dengan puasa lainnya. Namun, yang membedakan hanyalah pada niatnya.
Untuk
memantapkan hati, dianjurkan bagi kamu yang ingin menjalankan puasa sunnah
Syawal dengan melafalkan niatnya. Berikut ini lafal niat puasa sunnah Syawal. Nawaitu
shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ. Artinya: “Aku
berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”
Bagi
kamu yang mendadak di pagi harinya ingin mengamalkan puasa sunnah Syawal ini,
tentunya juga diperbolehkan baginya untuk berniat sejak kamu berkehendak puasa sunnah.
Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.
Sedangkan
untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan
belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh. Oleh
karena itu, dianjurkan juga untuk melafalkan niat puasa Syawal di siang hari.
Berikut lafalnya:
Nawaitu
shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah
Syawal hari ini karena Allah SWT.”
Mendahulukan Qodho Puasa
Setelah
memahami hadits puasa Syawal, waktu beserta niatnya, hal terakhir yang perlu dipahami
adalah tentang ketentuan untuk mendahulukan qodho puasa atau puasa Syawal. Ternyata
harus menunaikan qodho puasa terlebih dahulu agar mendapatkan ganjaran puasa
Syawal, yaitu puasa setahun penuh.
Ibnu
Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho
puasa Ramadan, hendaklah ia memulai puasa qodho-nya di bulan Syawal. Hal itu lebih
akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu
lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).
Begitu
pula beliau mengatakan, “Siapa yang memulai qodho puasa Ramadan terlebih dahulu
dari puasa Syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah
qodho-nya sempurna, maka itu lebih baik.
Inilah
yang dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadan lalu
mengikuti puasa enam hari di bulan Syawal. Namun pahala puasa Syawal itu tidak
bisa digapai jika menunaikan qodho’ puasanya di bulan Syawal. Karena puasa enam
hari di bulan Syawal tetap harus dilakukan setelah qodho’ itu dilakukan.”
(Lathoiful Ma’arif, hal. 392).