📝 PERTANYAAN
Halalkah hukum penyembelihan hewan dengan metode stunning terlebih dahulu ?
📖 JAWABAN
Stunning adalah sebuah metode yang digunakan untuk mempermudah
penyembelihan hewan yaitu dengan membuat pingsan (menghilangkan
kesadaran) hewan terlebih dahulu sebelum disembelih.
Halal
apabila hewan yang distunning tersebut hanya hilang kesadaran sementara
saja dan masih ada padanya hayat mustaqirroh (kemampuan bertahan hidup
sampai minimal satu atau dua hari ke depan) serta sesuai dengan tata
cara penyembelihan secara syara'.
Referensi :
{الفقه الإسلامي وأدلته للزحيلي، الجزء ٤ الصحفة ٢٨٠٠}
لا
مانع من استخدام وسائل تضعف من مقاومة الحيوان، دون تعذيب له، وبناء عليه:
يحل في الإسلام استعمال طرق التخدير المستحدثة غير المميتة قبل الذبح
Artinya:
Tidak ada halangan untuk menggunakan alat yang memperlemah gerakan
hewan, dengan tanpa penyiksaan terhadapnya (untuk penyembelihan hewan).
Untuk itu, Islam membolehkan menggunakan cara pemingsanan modern, yang
tidak menimbulkan kematian sebelum penyembelihan.
{الفقه المنهجي على مذهب الإمام الشافعي، الجزء ٣ الصحفة ٤٥}
الشروط المتعلقة بالمذبوح ؛
وهنا أيضاً شروط نُجملها فيما يلي ؛
Artinya: Syarat-syarat yang berhubungan dengan hewan yang disembelih:
Dan disana juga terdapat syarat-syarat secara global dalam ulasan berikut ini:
الشرط
الأول: أن يدرك الذابح الحيوان قبل الذبح، وفيه حياة مستقرة، والمقصود
بالحياة المستقرة: أن لا ينتهي الحيوان بسبب مرض، أو جرح، أو نحوهما إلى
سياق الموت، بحيث تصبح حركته اضطرابا كاضطراب المذبوح٠ فإن كان الحيوان قبل
الذبح قد فقد الحياة المستقرة، فإن ذبحه عندئذٍ لا يعتبر تذكية، ولا يحلّ
الذبيحة، إلا إذا ذُكِي قبل ذلك ذكاة الضرورة التي تحدّثنا عنها٠
Adapun
syarat yang pertama yaitu: orang yang menyembelih harus mendapati hewan
tersebut sebelum disembelih dalam keadaan memiliki hayatun mustaqirrah.
Adapun yang dimaksud dengan hayatun mustaqirrah adalah kondisi hewan
tersebut tidak sampai mengarah pada kematian baik disebabkan sakit, luka
atau semisalnya, (contoh kondisi yang mengarah pada kematian) semisal
sekiranya gerakan hewan tersebut berupa kejang-kejang seperti
kejang-kejangnya hewan yang disembelih.
Apabila hewan tersebut
sebelum disembelih sudah tidak memiliki hayatun mustaqirrah, maka
penyembelihan ketika seperti itu tidak dianggap sembelihan, dan
sembelihannya tidak halal kecuali apabila sebelum itu disembelih dengan
sembelihan secara darurat seperti yang telah kami jelaskan.
ولا يعتبر سيلان الدم من عروقه بعد ذبحه دليل وجود الحياة المستقرة٠
Sedangkan mengalirnya darah dari urat setelah disembelih tidak bisa dijadikan tanda adanya hayatun mustaqirrah.
الشرط الثاني: قطع كلِّ من الحلقوم، والمريء٠
والحلقوم: هو مجرى النَّفَس٠
والمريء: هو مجرى الطعام٠
فلو بقى شيء من أحدهما، ولو يسيراً لم تحلّ الذبيحة٠
Syarat
yang kedua yaitu: memotong setiap hulqum dan mari'. Hulqum adalah
tempat mengalirnya nafas. Mari' adalah tempat mengalirnya makanan.
Sehingga apabila tersisa sesuatu dari salah satu keduanya (hulqum dan mari'), walaupun sedikit maka sembelihannya tidak halal.
ودليل
ذلك ما رواه البخاري في [الشركة ـ باب ـ قسمة الغنم، رقم: ٢٣٥٦] ومسلم في
[الأضاحي ـ باب ـ جواز الذبح بكل ما أنهر الدم، رقم: ١٩٦٨] عن رافع بن خديج
- رضي الله عنه -، قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: " ما أنهر
الدم، وذكر اسم الله عليه، فكُلُوه، ليس السنّ والظفر"٠
Adapun
dalilnya tersebut seperti yang telah diriwayatkan Imam Al-Bukhori [Dalam
syirkah pada bab pembagian kambing, halaman 2356) dan yang diriwayatkan
Imam Muslim (dalam Kurban pada bab bolehnya menyembelih setiap sesuatu
yang mengalir darahnya, halaman 1968)] diceritakan dari Rafi' Bin Hudaij
Radiyallahu anhu: Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: "
Setiap sesuatu yang mengalir darahnya dengan menyebut nama Allah, maka
makanlah kecuali gigi dan kukunya".
فقد شرط في الذبح ما ينهر الدم، وإنما يكون ذلك بقطع كلٍّ من الحلقوم والمريء، فإن الحياة تفقد بقطعهما، وتوجد بسلامتهما غالباً٠
Maka
sungguh telah disyaratkan dalam penyembelihan hewan yang mengalir
darahnya harus dengan cara memotong setiap hulqum dan mari', karena
kehidupan hewan bisa hilang dengan memotong keduanya, dan umumnya
kehidupan hewan masih ada sebab belum terpotongnya hulqum dan mari'.
الشرط
الثالث: الإسراع بالقطع، وبدفعة واحدة، بحيث لو تأنّى، فبلغ الحيوان حركة
المذبوح قبل قطع جميع الحلقوم والمريء، بطلت التذكية، ولم تحمل الذبيحة٠
Adapun
syarat yang ketiga yaitu: mempercepat pemotongan hewan, dengan satu
kali pemotongan, sekiranya apabila pelan-pelan, dan hewan tersebut
sampai pada gerakan hewan yang disembelih (حياة مذبوح) sebelum memotong
seluruh hulqum dan mari', maka sembelihannya batal dan tidak mungkin
disembelih.
وتعرف الحياة المستقرة في الذبيحة بشدة الحركة بعد الذبح٠
Hayatun mustaqirrah bisa diketahui dalam penyembelihan dengan adanya gerakan yang kencang setelah menyembelih.
فلو
تأنى بالذبح، وأبطأ في محاولة القطع، فلما انتهى من الذبح، لم يجد حركة في
الحيوان، كان ذلك دليلاً على أنه قد فقد الحياة المستقرة قبل تمام الذبح،
وبذلك يتبين أن الذبيحة لم تُذَكّ، ولا يحل أكلها٠
Maka apabila
pelan-pelan dalam menyembelih, dan memperlambat dalam mengupayakan
pemotongan, maka apabila selesai dari menyembelih dan tidak menemukan
adanya gerakan dalam hewan, maka hal itu bisa dijadikan tanda atas tidak
adanya hayatun mustaqirrah sebelum sempurnanya penyembelihan, dan sebab
itu menjadi jelas sesungguhnya hewan sembelihan tersebut tidak bisa
disembelih dan tidak halal dimakan.
والله أعلم بالصواب
0 komentar:
Posting Komentar