Ibadurrahman Tidak Mengucapkan Selamat Natal
🪶 Setiap kali akhir bulan Desember, ujian bagi umat Islam terhadap akidah mereka. Dengan dalih sudah menjadi adat kebiasaan, sungkan sama atasan, toleransi beragama, atau termakan ucapan tokoh-tokoh yang membolehkan. Ucapan selamat untuk hari raya umat lain; Merry Christmas, Selamat Natal, memberikan hadiah atau memakai atribut perayaan mereka, dst.
Satu ayat dalam al-Qur’an yang patut kita renungkan dalam hal ini, ketika Allah ﷻ menyebutkan tentang sifat-sifat ‘Ibadurrahman, yaitu hamba-hamba Allah yang terbaik. Dimana di antara sifat mereka adalah:
وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا
"Dan orang-orang yang tidak menyaksikan az-Zuur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya." (QS. Al-Furqan: 72)
🍂 Disebutkan oleh Imam Al-Qurthubi rahimahullah dalam kitab tafsir beliau ketika menerangkan ayat yang mulia ini, beliau berkata:
وَفِي رِوَايَةٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ أَعْيَاد الْمُشْرِكِين
"Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhu, bahwasanya Az-Zuur adalah perayaan-perayaan orang-orang musyrik." (Tafsir Al-Qurtuby: 15/484)
Dengan demikian berarti makna dari ayat yang mulia ini, bahwasanya salah satu sifat Ibadurrahman adalah mereka tidak menyaksikan perayaan-perayaan orang-orang musyrik. Kalau kita mau merenungkan lagi, jika melihat saja mereka tidak mau maka apalagi mengucapkan selamat, atau ikut serta merayakan dengan memakai atribut-atribut mereka, tentu mereka lebih tidak mau lagi.
✍🏻 Oleh sebab itu, marilah kita kembali kepada Al-Qur’an dan menjadi Ibadurrahman. Renungkanlah ayat yang mulia ini, jangan benturkan dengan pendapat dan ucapan sifulan dan sifulan, karena ucapan Allah ﷻ lebih utama untuk dikedepankan dan dipegang daripada ucapan manusia. Sampaikan kepada atasan atau pihak tempat kita bekerja dengan baik-baik, bahwa kita tidak berkenan bukan karena apa-apa, tapi semata karena ini masalah akidah yang tidak bisa bertoleransi. Jika kemudian kita masih dibilang begini dan begitu, maka tebalkan saja teliga. Sebab tentu ridha Allah ﷻ lebih utama kita cari daripada ridha manusia.
🔰Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar