Sabtu, 25 April 2020

Muqarabah dan Muraqabah Setelah Muhasabah


Muqarabah dan Muraqabah Setelah Muhasabah

Sesungguhnya waktu terus bergulir, tahun telah berlalu dan bergeser, yang telah lampau tidak mungkin akan kembali lagi, setiap detik mengisyaratkan kepada kita akan datangnya waktu yang dijanjikan. Dengan datangnya tahun baru Islam 1441 H ini mengingatkan kita semua akan semakin dekatnya dengan kematian karena jatah hidup kita di dunia yang fana ini pada hakikatnya semakin berkurang. Oleh karena itu, marilah kita optimalkan hidup ini dan melakukan introspeksi diri di tahun baru ini sebelum urusan kita diaudit oleh Allah swt.
Setiap pergantian satuan waktu adalah momentum bagi kita untuk bermuhasabah (mengevaluasi diri). Meskipun muhasabah sebenarnya tak harus menunggu, namun momentum seperti pergantian tahun ini menjadi sarana yang memudahkan kita untuk mengevaluasi dengan membandingkan periode waktu tertentu dengan periode sebelumnya. Muhasabah adalah suatu  keniscayaan bagi orang-orang beriman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.  (QS. Al Hasyr: 18)
Sebagai inspirasi dan motivasi bagi kita semua, ada baiknya kita simak sebentar cerita berikut. Suatu hari datang serombongan laki-laki menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di Madinah. Mereka tidak memakai alas kaki. Sebagian di antara mereka tidak memakai baju, sebagian lagi bajunya compang-camping. Mereka berasal dari Bani Mudhar.
Melihat mereka, Rasulullah terenyuh. Maka beliau membacakan Surat Al Hasyr ayat 18 ini lalu memerintahkan para sahabat untuk bersedekah. Saat itu, ada seorang sahabat yang bergegas bersedekah. Padahal dia bukan orang kaya. Ia datang dengan membawa kurma dalam genggaman tangannya, sampai tidak muat. Melihat sahabat ini, sahabat-sahabat lain kemudian bergerak, pulang ke rumah dan kembali menghadap Rasulullah dengan membawa sedekah. Rasulullah senang melihat Bani Mudhar terbantu. Lantas beliau bersabda: Barangsiapa mempelopori kebiasaan yang baik dalam Islam, maka baginya pahala dan pahala orang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.  (HR. Muslim)
Surat Al Hasyr ayat 18 ini adalah ayat yang memerintahkan kita untuk melakukan muhasabah. Namun Allah mengawalinya dengan perintah taqwa. Karena taqwa inilah janji kita. Taqwa inilah manifestasi dari muahadah kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebelum lahir ke dunia, kita telah diambil janji setia kepada Allah. Kita semua lupa perjanjian di alam ruh itu, tapi Al Quran mengingatkan kita. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, (QS. Al A’raf: 172)
Kita telah berjanji setia kepada Allah untuk beribadah dan bertaqwa kepada-Nya. Kita kemudian diingatkan untuk mengevaluasi apa yang telah kita lakukan dalam rangka memenuhi muahadah itu, sebagai bekal untuk masa depan. Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); (QS. Al Hasyr: 18)
Ghadd (غد) yang dimaksud dalam ayat ini menurut para mufassir artinya adalah akhirat. Hari esok kita di akhirat kelak. Masa depan kita di akhirat nanti. Maka hendaklah kita melakukan muhasabah, mengevaluasi, apa yang telah kita lakukan untuk akhirat kita. Jika perusahaan membuat laporan tahunan untuk mengevaluasi perkembangan dan laba rugi, kita yang mengejar akhirat lebih berhak untuk melakukan muhasabah. Agar tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya, dan agar tahun depan lebih baik dari tahun ini. Untuk masa depan kita di akhirat nanti. Cobalah kita luangkan waktu untuk bermuhasabah. Jika tahun ini sholat kita ada yang bolong, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan sholat lima waktu kita lengkap. Jika tahun ini sholat lima waktu kita telah lengkap tapi belum berjamaah, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan sholat lima waktu kita berjamaah. Jika tahun ini kita sudah sholat berjamaah tapi sering jadi makmum masbuk, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan kita tidak sering lagi menjadi makmum masbuk.
Demikian pula puasa kita. Jika tahun ini puasa Ramadhan kita ada yang bolong, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan puasa Ramadhan kita lengkap. Demikian pula tilawah kita. Jika tahun ini kita belum bisa tilawah setiap hari, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan kita lebih dekat dengan Al Quran dan bisa membacanya setiap hari. Demikian pula sedekah kita. Jika tahun ini kita jarang sedekah, kita perlu membuat target, berjanji kepada Allah, muahadah, agar tahun depan kita lebih banyak bersedekah dan lebih banyak membantu sesama. Sebab muhasabah itu harus berujung pada perbaikan diri. Peningkatan amal shalih. Semakin dekat dengan dengan realisasi muahadah kita: balaa syahidnaa.
Setelah menyerukan muhasabah, Allah mengikutinya dengan kembali menyerukan taqwa. Wattaqullah. Dan inilah satu-satunya ayat dalam Al Quran yang di dalamnya ada dua perintah taqwa. Ini mengisyaratkan bahwa muhasabah itu sangat penting. Dan muhasabah itu harus membuat kita semakin dekat dengan Allah, muqarabatullah. Wattaqullah. Karenanya sering kali muhasabah melahirkan target-target baru. Dalam rangka apa? Agar lebih dekat kepada muahadah terbesar kita, perlu dibuat muahadah turunannya. Sehingga kita semakin dekat kepada Allah dan semakin bertaqwa. Wattaqullah. Ayat ini kemudian ditutup dengan firman-Nya: Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.  (QS. Al Hasyr: 18)
Khabir (خبير) biasa diterjemahkan menjadi Maha Mengetahui. Namun kekhususan sifat Khabir ini, Allah Maha Mengetahui sekaligus akan mengabarkan di akhirat nanti. Allah Maha Mengetahui segala yang dikerjakan oleh hamba-Nya dan Allah akan mengabarkan itu di yaumi hisab, yaumil mizan. Apa pun yang kita lakukan. Apakah dalam kesendirian atau di tengah keramaian. Apakah tersembunyi atau terang-terangan. Allah mengetahui semuanya dan kelak di akhirat akan ditampilkan-Nya kepada seluruh manusia. Bahkan amalan hati pun Allah mengetahuinya. Firman Allah ini mengingatkan kita agar memiliki sikap merasa diawasi oleh Allah. Muraqabah. Muraqabatullah.  Muraqabah inilah yang akan menjadi kontrol kita. Ketika kita akan melakukan kemaksiatan atau dosa, melanggar muahadah, menyia-nyiakan muhasabah, menjauh dari muqarabah, maka muraqabah –merasa diawasi Allah- akan menghentikannya. Bukankah Allah melihat jika hambaNya bermaksiat? Akhirnya tidak jadi bermaksiat.
Semoga momentum pergantian tahun hijriyah ini kembali menumbuhkan semangat muhasabah kita. Muhasabah dalam rangka memenuhi muahadah, membuat kita memiliki muqarabah dan menguatkan muraqabah. Bulan Muharram adalah momen terbaik untuk meningkatkan kebaikan dan ketakwaan kepada Allah swt. Bulan Muharram adalah musim kebaikan, momen yang baik untuk melakukan perdamaian, momen yang baik untuk meningkatkan amal, sedekah, menyantuni anak yatim, dan menolong mereka yang membutuhkan. Bulan Muharram sebagai bulan awal tahun baru hijriah menjadi momen yang terbaik untuk melakukan hijrah, hijrah dari sifat yang tercela menuju sifat yang terpuji.

Mari kita bangkitkan motivasi untuk berubah dan berhijrah ke perilaku yang baik, semakin merekatkan persaudaraan, memanfaatkan potensi yang kita miliki sesuai dengan profesi masing-masing untuk membantu orang lain, membantu agama, dan membantu negara. Seseorang hamba akan selalu mendapatkan perlindungan dari Allah swt selama ia bermanfaat dan membantu kesusahan saudaranya. Semoga kita dapat menjadi orang yang selalu berhijrah menuju kebaikan dan menjadi orang yang bermanfaat untuk masyarakat, agama, dan bangsa. Allahumma Aamiin.


0 komentar:

Posting Komentar

Download Buku Kumpulan Materi Ceramah dan Khutbah Ramadhan

   Sambut Ramadan 1445 H, Kementerian Agama merilis buku Syiar Ramadhan Mempererat Persaudaraan. Buku ini memuat sejumlah materi Kuliah Tuju...