S
|
ebulan
lamanya kita akan dikarantina dan ditarbiyah oleh Allah swt di bulan Ramadhan
yang sangat langka namun penuh pesona. Tarbiyah pertama yang mesti kita ingat
melalui perintah puasa adalah kita dilarang menikmati hal-hal yang seharusnya
halal dan menjadi milik kita sejak terbit fajar sampai terbenam matahari.
Misalnya, kita dilarang makan walaupun yang akan kita makan adalah milik
sendiri dan makanan tersebut halal serta diperoleh dengan cara-cara yang
dibenarkan oleh syariat Islam.
Kita
juga dilarang minum padahal minumannya halal dan diperoleh dengan cara-cara
yang halal. Demikian halnya kita dilarang berhubungan intim suami sitri padahal
sudah menjadi pasangan sah baik menurut agama maupun undang-undang. Kesemuanya
tidak berani kita langgar walaupun halal karena takut dosa.
Wahai
umat Islam, ketika Ramadhan datang bertamu kita semua rela tidak makan dan
minum di siang hari. Namun, apakah kita tetap akan rela dan siap untuk tidak
memakan sesuatu yang diharamkan oleh Allah swt di luar Ramadhan, seperti
memakan harta haram, hasil riba, hasil curian, hasil menipu, dan mengambil hak
orang lain secara zalim. Bukankan Allah swt melarang itu semua sepanjang hayat
kita dan bukan hanya di bulan Ramadhan.
Bukankah
Allah swt menyuruh kita untuk senantiasa memakan yang halal dan baik. Ingatlah
firman Allah swt: “Wahai sekalian manusia, makanlah dari makanan yang halal dan
baik yang terdapat di bumi. Dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah
syaitan karena sesuangguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS.
Al Baqarah (2): 168).
Mudah-mudahan
dengan berakhirnya Ramadhan kita menjadi insan yang bertakwa dimana saja berada
dan senantiasa memperhatikan makanan serta minuman yang kita konsumsi karena
sesungguhnya makanan dan minuman yang kita konsumsi sangat berpengaruh terhadap
tingkah laku dan tutur kata kita dalam pergaulan sehari-hari bersama dengan
orang-orang yang ada di sekeliling kita.
0 komentar:
Posting Komentar