Motivasi Menulis
Setiap Hari dan Menerbitkan Buku
oleh:
Hasanuddin
Nara Sumber: Dadang Kadarusman seorang author, Trainer dan Public Speaker.
Beliau belajar di Bandung Intitute Of Technologi. Beliau seorang Executive
Developmen Progran (EDP), Executive Developmen Progran (EDP), Asian Intitute Of
Management (AIM) dan Harvard manage mentor
Program (HMM).
Sejenak kita mengulas pengalaman nara sumber
kita pada waktu kecilnya. Beliau sejak kecil memiliki kegemaran menulis. Hal ini dilatarbelakangi karena beliau
memiliki ayah seorang guru di sebuah SD yang selalu membawakan buku. Dengan berbekal
kegemaran tersebutlah yang menggugah dan menimbulkan keinginannya untuk membuat
buku sendiri. Sehingga sejak kecil beliau sudah mulai menekuni, bahkan menjadi
hobinya, yakni menulis. Hobby menulis beliau ternyata sudah dibina sejak kecil
sampai hari ini. Sampai saat ini sudah 40 tahun beliau menggeluti dunia karya
tulis dan sampai saat ini pun masih tetap aktif menulis dan terus menulis untuk menghasilkan
tulisan-tulisan yang pastinya sangat inspiratif dan bermanfaat bagi orang lain.
Dari cerita yang disampaikannya, sebenarnya banyak
orang yang punya keinginan untuk menulis buku. Akan tetapi, tidak semua orang
bisa menghasilkan tulisan dalam bentuk buku. Kebanyakan orang bingung bagaimana
cara menerbitkan buku. Tanpa terlebih dahulu memikirkan bagaimana menghasilkan
tulisan yang baik untuk diterbitkan. Oleh karena itu, untuk dapat menerbitkan
buku kita harus mengubah mindset kita terlebih dahulu. Jangan terfokus dengan
bagaimana cara menerbitkan buku, tetapi langkah awal yang harus dimatangkan
adalah bagaimana kita membangun konsistensi untuk menulis setiap hari. Jika
kita bisa menulis setiap hari, maka kita akan sampai pada titik di mana
kualitas tulisan kita akan sangat menarik bagi penerbit. Dengan demikian, kita
tidak perlu lagi mendatangi penerbit, bahkan penerbit sendiri yang datang
kepada kita.
Hari ini pembahasan kita akan fokus pada bagaiman
trik dan cara menulis setiap harinya. Sebab saya percaya bahwa, penerbit akan
mendatangi kita jika skill menulis kita sudah sesuai dengan criteria yang
mereka cari. Jadi pelajaran pertama, jangan lagi berpikir bahwa menerbitkan
buku itu susah. Bahkan, akan menjadi sangat mudah jika kita sudah memiliki
skill dalam menulis. Lalu, bagaimana seseorang bisa menulis setiap hari dan
mengapa kita harus menulis setiap hari? Sekurang-kurangnya,
ada 3 alasan mengapa seseorang harus menulis setiap harinya, yaitu:
1.
Pepatah mengatakan: Alah Bisa Karena Biasa
Pada
dasarnya, menulis merupakan kombinasi antara buah pikiran, ide atau
gagasan dengan jari jemari kita yang dituangkan
ke dalam kata kemudia dituliskan pada kertas atau layar sehingga dapat
dimengerti oleh orang lain. Menulis bukanlah hal yang mudah, hal ini dapat kita
lihat dari beberapa guru bahkan guru besar yang belum mempunyai karya berupa
buku. Tidak sedikit dari mereka yang merasa kesulitan jika harus membuat sebuah
jurnal atau artikel. Hal itu disebabkan karena guru terlalu fokus pada bahasa
lisan. dan kurang latihan. Seandainya banyak latihan menulis setiap hari, maka
hal itu mungkin tidakkan terjadi.
2.
Menjaga keselarasan antara otot-otot tubuh
Orang
yang sudah terbiasa menulis setiap hari, setiap melihat dan mendengarkan apapun,
selalu ingin menerjemahkan apa yang dilihat dan didengarnya itu ke dalam bentuk
tulisan dan itu terjadi secara refleks. Begitu halnya, jika ia merasakan
sesuatu, maka langsung dituangkan dalam tulisan. Adapun orang yang tidak
terbiasa menulis, bisa saja memendam perasaan itu, atau bahkan membutuhkan
seseorang yang mau mendengarnya, padahal belum tentu ada yang mau mendengarkannya.
Akan tetapi, jika sudah terbiasa menulis, maka selalu punya teman untuk
mencurahkan perasaannya, yaitu secarik kertas dan pulpen.
Oleh
karena itu, jangan pernah merasa sulit menulis sebelum belajar memulainya. Mulai
saja dulu tuliskan apa yang dirasakan, apa yang dilihat, apa yang didengar dan
biarkan menglir dengan sendirinya. Jangan lupa mohon petunjuk dan bimbingan
kepada Allah swt tentang apa yang harus kita tulis, karena segala sesuatu akan
menjadi baik dengan ridha dan inayah-Nya.
3.
Menjadi penyembuh
Orang yang sudah terbiasa menulis, bisa jadi
lebih sehat dengan orang yang tidak biasa menulis. Mengapa hal itu bisa
terjadi, karena orang yang suka menulis tidak pernah memendam perasaannya, akan
tetapi langsung ditumpahkan begitu saja lewat tulisan. Adapun orang yang tidak
terbiasa menulis, maka segala macam perasaannya akan terus dipendam dan itulah
yang menyebabkan timbulnya berbagai macam permasalahan dalam dirinya. Oleh
karena itu, marilah kita berusaha untuk mulai belajar menulis, apapun hasilnya.
Berdasarkan paparan tersebut, maka sampailah pada kesimpulan bahwa seorang penerbit
buku sejati, bukanlah orang yang selalu meminta bantuan kepada orang lain untuk
menuliskan naskah bukunya, melainkan orang yang memiliki kemampuan untuk senantiasa
menuliskan sendiri naskahnya secara mandiri.
0 komentar:
Posting Komentar